SEMARANG[Berlianmedia] – Olah raga tenis merupakan cabang olahraga kasta tertinggi di dunia, maka berbahagialah para alumni perguruan tinggi se-Indonesia yang memilih cabang raga ini sebagai bagian dari berbagai aktifitasnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) Prof Dr Edward Omar Sharif Hiariej SH MHum yang juga Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wanenkum Ham) mengatakan tenis merupakan olahraga kasta tertinggi di dunia.
“Berbahagialah Bapak-bapak, saudara sekalian, bahwa tenis merupakan olahraga kasta tertinggi di dunia,” ujar k Ketum Pelti yang akrab dengan panggilan Prof Eddy saat membuka Turnamen Tenis Antar Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia ke-13 di Laboratorium Olahraga Tenis Lapangan Dr M Sajoto Tennis Courts Kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES), Sabtu (17/6) pagi.
Menurutnya, kegiatan olahraga yang salah satunya adalah cabang olahraga tenis merupakan hal yang positif, dengan olahraga bisa sehat jasmani, juga sehat rohani. Maka atas berlangsungnya kegiatan yang kali ini diselenggarakan pengurus IKA UNNES, Pelti mengucapkan terimakasih.
Pelti, lanjutnya, juga mengucapkan terima kasih kepada rektor Unnes atas dukungannya, kalau pada tahun ini bisa mengikuti turnamen tenis di Kampus UNNES, InsyaAllah tahun depan sebagai tuan adalah UGM (Universitas Gajah Mada).
Rektor UNNES Pro Dr S Martono MSi meminta kepada para peserta turnamen tenis untuk bermain sportif. Dia sambil menunjukkan MMT yang terpasang di beberapa sudut lapangan tenis. Salah satu MMT berbunyi bukan kemenangan yang kami cari tapi silaturahmi tujuan kami.
“Ayo kita ikuti pesan-pesan moral yang terpampang di MMT. Mari kita jaga kebersamaan, semoga gelaran tenis di UNNES ini berjalan sukses,” tuturnya.
Ketua Umum DPP IKA UNNES Dr Drs Budiyanto, SH MHum juga meminta kepada para peserta tetap sehat dan semangat dalam mengikuti turnamen ini.
“Tadi malam kita bersanding, pagi ini kita bertanding. Tadi malam kita bersinergi, pagi ini kita berkompetisi untuk meraih prestasi. Silahkan bermain all out (Habis-habisan) sehingga menjadi juara. Juara satu, dua, tiga sampai juara enam belas,” ujarnya.
Turnamen ini, tutur Budiyanto, dapat mempererat jalinan silaturahmi sesama alumni Perguruan Tinggi Se- Indonesia yang sekaligus dapat semakin memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Ketua panitia turnamen tenis antar alumni Perguruan Tinggi Se Indonesia ke-13 2023, Dr Wirawan Sumbodo MT melaporkan, turnamen tenis kali ini diikuti 16 tim dari organisasi alumni Perguruan Tinggi Se- Indonesia.
Setiap tim mengikutsertakan 20 atlet didampingi 3 official, dengan demikian, jumlah peserta seluruhnya ada 368 orang, meliputi 320 atlit dan 48 official. Lokasi pertandingan di dua lapangan yakni lapangan FIK UNNES dan lapangan tenis Bank BNI Semarang.
Liga Sepakbola Kasta Tertinggi di Indonesia
Brahmana, kasta tertinggi dan terhormat di India.
Nationalgeographic.co.id–Brahmana adalah kasta atau varna tertinggi dalam agama Hindu di India. Brahmana adalah kasta dari mana pendeta Hindu berasal yang bertanggung jawab untuk mengajar dan memelihara pengetahuan suci. Kasta besar lainnya, dari yang tertinggi hingga yang terendah, adalah Ksatria (prajurit dan pangeran), Vaisya (petani atau pedagang), dan Sudra (pelayan dan petani penggarap).
Sejarah Kasta Brahmana
Sistem kasta ternyata lebih fleksibel, dalam hal pekerjaan yang pantas bagi para Brahmana, daripada yang diperkirakan. Catatan dari periode klasik dan abad pertengahan di India menyebutkan laki-laki dari golongan Brahmana melakukan pekerjaan selain melaksanakan tugas keimaman atau pengajaran tentang agama. Misalnya, ada yang menjadi pejuang, pedagang, arsitek, pembuat karpet, dan bahkan petani.
Pada akhir pemerintahan Dinasti Maratha, pada tahun 1600-an hingga 1800-an, anggota kasta Brahmana menjabat sebagai administrator pemerintah dan pemimpin militer, pekerjaan yang lebih sering dikaitkan dengan Kshatriya. Menariknya, para penguasa Muslim Dinasti Mughal (1526–1858) juga mempekerjakan para Brahmana sebagai penasihat dan pejabat pemerintah, seperti halnya Raj Inggris di India (1858–1947).
Kasta Brahmana Hari Ini
Saat ini, para Brahmana terdiri dari sekitar 5% dari total populasi India. Secara tradisional, Brahmana laki-laki melakukan pelayanan imamat, tetapi mereka juga dapat bekerja dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kasta yang lebih rendah. Memang, survei pekerjaan keluarga Brahmana di abad ke-20 menemukan bahwa kurang dari 10% Brahmana laki-laki dewasa benar-benar bekerja sebagai pendeta atau guru Veda.
Seperti di masa lalu, sebagian besar Brahmana sebenarnya mencari nafkah dari pekerjaan yang berhubungan dengan kasta yang lebih rendah, termasuk pertanian, pemotongan batu, atau bekerja di industri jasa. Namun, dalam beberapa kasus, pekerjaan seperti itu menghalangi Brahmana yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas-tugas imamat.
Misalnya, seorang brahmana yang mulai bertani dapat dianggap terkontaminasi secara ritual, dan dapat dilarang memasuki imamat kedepannya.
Meskipun demikian, asosiasi tradisional antara kasta Brahmana dan tugas-tugas pendeta tetap kuat. Para brahmana mempelajari teks-teks keagamaan, seperti Weda dan Purana, dan mengajar anggota kasta lain tentang kitab-kitab suci. Mereka juga melakukan upacara di kuil dan memimpin pesta pernikahan dan acara penting lainnya.
Baca Juga: Bagaimana Rasanya Menjadi Dalit, Kasta Paling Rendah di India?
Baca Juga: Hanya di India, Kepalanya Rela Ditumbuk Kelapa demi Keinginan Tercapai
Baca Juga: Kala Kekaisaran Mughal dari India Menguasai Ekonomi Dunia Abad 17
Secara tradisional, para Brahmana melayani sebagai pembimbing spiritual dan guru para pangeran dan pejuang Ksatria, berkhotbah kepada para elit politik dan militer tentang dharma, tetapi hari ini mereka melakukan upacara untuk umat Hindu dari semua kasta yang lebih rendah.
Kegiatan yang dilarang bagi Brahmana menurut Manusmriti ialah membuat senjata, menyembelih hewan, membuat atau menjual racun, menjebak satwa liar, dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan kematian.
Brahmana adalah vegetarian, sesuai dengan kepercayaan Hindu dalam reinkarnasi. Namun, beberapa memang mengonsumsi produk susu atau ikan, terutama di daerah pegunungan atau gurun di mana produksinya langka. Enam kegiatan yang tepat, peringkat dari yang tertinggi hingga yang terendah, adalah mengajar, mempelajari Veda, mempersembahkan korban ritual, memimpin ritual untuk orang lain, memberi hadiah, dan menerima hadiah.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali
CF America merupakan klub sepak bola ternama asal Meksiko yang telah meraih banyak prestasi. Klub berjuluk Azulcremas ini telah mengantongi 32 trofi dari berbagai kompetisi.
Torehan tersebut tidak lepas dari kontribusi para pemainnya. Pemain-pemain CF America bahkan cukup diminati tim-tim Eropa.
Pada 2022/2023, ada tujuh eks CF America yang membela klub liga kasta tertinggi Eropa. Siapa sajakah pemain yang dimaksud?
Guillermo Ochoa merupakan kiper jebolan akademi CF America. Ia sukses promosi ke tim utama pada Januari 2003. Ochoa pertama kali berkarier di Eropa bersama klub Prancis, AC Ajaccio.
Selepas dari Prancis, Ochoa mencoba peruntungan ke Spanyol. Ia pernah membela Malaga dan Granada.
Berikutnya, ia hijrah ke Belgia untuk memperkuat Standard Liege. Setelah 2 musim bersama Standard Liege, pemain berusia 37 tahun itu memutuskan pulang kampung untuk membela klub lamanya, CF America.
Pada Januari 2023 lalu, Ochoa kembali lagi ke Eropa untuk membela klub Serie A Italia, Salernitana, dengan durasi kontrak hingga Juni 2023. Selama berkarier bersama CF America, Ochoa sendiri mencatatkan 424 penampilan dengan 120 clean sheet dan 525 kali kebobolan.
Jorge Sanchez bergabung ke CF America pada Juli 2012 dari sesama klub Meksiko, Santos Laguna. Selama menjadi penggawa CF America, bek kanan berusia 25 tahun itu mencatatkan 150 penampilan dengan torehan 2 gol dan 8 assist.
Karier Sanchez di Eropa dimulai pada 2022/2023 ini. Ia bergabung dengan klub Eredivisie Belanda, Ajax Amsterdam, setelah ditebus dari CF America pada Agustus 2022 lalu dengan mahar 5 juta euro atau sekitar Rp82 miliar. Sanchez terikat kontrak dengan Ajax hingga Juni 2026.
Agustin Marchesin merupakan kiper yang kini tengah membela klub LaLiga Spanyol, Celta Vigo. Ternyata, ia juga pernah bermain untuk CF America. Azulcremas merekrutnya dari Santos Laguna pada Januari 2017.
Selama menjadi penggawa CF America, Marchesin mengemas 50 clean sheet dan 134 kali kebobolan dalam 130 penampilan. Pada Agustus 2019, ia memulai petualangannya di Eropa bersama FC Porto sebelum menjadi penggawa Celta Vigo. Marchesin sendiri masih terikat kontrak dengan Celta Vigo hingga Juni 2025.
Baca Juga: 10 Potret Guillermo Ochoa, Kiper Meksiko Spesialis Piala Dunia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Guido Rodriguez hijrah ke CF America pada Juli 2012 dari sesama klub Meksiko, Club Tijuana. Selama membela CF America, gelandang bertahan asal Argentina itu mencatatkan 123 penampilan dengan koleksi 12 gol dan 2 assist.
Pada Januari 2020, CF America menjual Rodriguez ke Real Betis dengan harga 4 juta euro atau sekitar Rp66 miliar. Bersama klub LaLiga Spanyol tersebut, Rodriguez sukses menjuarai Copa del Rey 2021/2022. Rodriguez masih terikat kontrak dengan Los Verdiblancos hingga Juni 2024.
Selanjutnya, ada nama Edson Alvarez. gelandang bertahan Meksiko tersebut ternyata merupakan jebolan akademi CF America. Ia sukses promosi ke tim utama pada Januari 2017 lalu.
Bersama CF America, Alvarez bermain sebanyak 113 kali dengan raihan 5 gol dan 1 assist. Performa apiknya bersama Azulcremas membuat Ajax Amsterdam merekrutnya pada Juli 2019.
Klub papan atas Eredivisie Belanda tersebut menebusnya dengan mahar 15 juta euro atau sekitar Rp247 miliar. Alvarez masih memiliki kontrak dengan Ajax hingga Juni 2025.
Raul Jimenez merupakan salah satu striker berkualitas yang ternyata jebolan akademi CF America. Ia sukses promosi ke tim utama pada Januari 2012 lalu. Selama berkarier bersama CF America, Jimenez mengoleksi 28 gol dan 16 assist dalam 103 pertandingan.
Pada Agustus 2014, Jimenez mulai merantau ke Eropa untuk bergabung bersama Atletico Madrid. Seusai di Atletico Madrid, ia direkrut Benfica pada Agustus 2015.
Benfica sempat meminjamkan Jimenez ke klub English Premier League, Wolverhampton Wanderers, pada Juli 2018. As Guias akhirnya melepasnya secara permanen ke Wolves pada Juli 2019 dengan biaya transfer sebesar 39 juta euro atau sekitar Rp644 miliar. Kontrak Jimenez bersama Wolves tersisa hingga Juni 2024.
Terakhir, ada sosok, Mateus Uribe. Gelandang bertahan asal Kolombia tersebut bergabung ke CF America pada Agustus 2017 dari klub Kolombia, Atletico Nacional. Selama menjadi pemain CF America, pria berusia 32 tahun itu tampil 80 kali dengan raihan 18 gol dan 8 assist.
Uribe mengawali karier Eropanya pada Agustus 2019. Ia merapat ke klub papan atas Primeira Liga Portugal, FC Porto, setelah dibeli dari CF America dengan harga 9,5 juta euro atau sekitar Rp156 miliar. Kontrak Uribe bersama FC Porto akan habis pada Juni 2023 nanti.
Dari 7 pemain di atas, ada 3 yang merupakan jebolan akademi CF Amerika. Mereka adalah Guillermo Ochoa, Edson Alvarez, dan Raul Jimenez. Ketiga jebolan akademi tersebut memiliki nama yang cukup mentereng di Eropa.
Baca Juga: 10 Potret Edson Alvarez, Gelandang Meksiko Andalan Ajax Amsterdam
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.