Daya Tarik Lembah Pendawa
Daya tarik utama dari Lembah Pendawa adalah suasananya yang seperti di Bali. Mengutip akun resmi Instagram-nya @lembahpendawa, objek wisata ini disebut-sebut sebagai 'Bali Van Java' karena dibuat mirip seperti di Pulau Dewata.
Selain terdapat miniatur Pura Ulun Danu Bratan, di objek wisata ini juga menghadirkan sebuah pura yang mirip seperti Pura Agung Besakih atau Mother Temple of Bali, yakni sebuah pura terbesar dan menjadi pusat kegiatan seluruh umat Hindu di Bali.
Kedua tempat tersebut selalu menjadi spot foto favorit para wisatawan, soalnya akan terlihat seperti tengah liburan ke Bali, padahal kamu sedang berada di Pasuruan.
Tak hanya menawarkan tempat wisata ala Bali, di Lembah Pendawa juga terdapat berbagai permainan yang seru, mulai dari rainbow slide, ATV, kereta sawah, hingga video booth 360 derajat yang keren. Lalu, ada juga area playground, bebek ride, hingga dino ride untuk si kecil yang ingin bermain.
Perut sudah lapar? Tenang saja, karena di Lembah Pendawa terdapat restoran dengan menghadirkan beragam menu makanan dan minuman yang lezat. Dijamin, perut detikers nggak akan keroncongan lagi.
Oh ya, di Lembah Pendawa juga terdapat kolam renang semi outdoor yang menyajikan pemandangan hijau dan asri. Sangat cocok bagi detikers yang ingin melepas stres tapi tetap sehat dengan berenang.
Ada juga kolam terapi ikan bagi pengunjung yang ingin bersantai setelah capek berkeliling seharian di Lembah Pendawa.
Lokasi dan Jam Buka Lembah Pendawa
Lembah Pendawa beralamat di Jalan Sedap Malam Nomor 99, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Dari pusat Kota Pasuruan, jaraknya sekitar 31 km atau 40-50 menit berkendara dengan mobil.
Untuk jam operasionalnya buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Bagi detikers yang ingin liburan ke Lembah Pendawa, disarankan datang sejak pagi hari agar tidak terlalu ramai pengunjung, sehingga bisa puas berkeliling dan mencoba berbagai wahana seru.
Itu dia ulasan singkat mengenai Lembah Pendawa, tempat wisata ala Bali yang ada di Pasuruan. Tertarik berkunjung ke sini?
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Peradaban Indus,[3] 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus yang sekarang merupakan wilayah Pakistan dan India barat.[4] Peradaban ini juga dikenal peradaban yang berpusat di kota Mohenjo Daro dan Harrapa.[5] Keruntuhan peradaban ini ditengarai disebabkan Sungai Saraswati Veda yang mengalami kekeringan pada sekitar akhir 1900 SM akibat tingkat radiasi matahari yang cukup tinggi sehingga memengaruhi curah hujan di sekitar lembah.[6][7] Para arkeolog mengungkapkan peradaban Lembah Indus merupakan peradaban kuno paling luas yang ditemukan setelah situs peradaban Mesopotamia dan Mesir. Pada tahun 1980 peradaban Lembah Indus ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.[8] [1] [9]
Orang-orang Dravida atau penutur bahasa Proto-Dravida (leluhur dari Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam) yang diperkirakan merupakan pendiri kota kuno ini sendiri masih menjadi perdebatan dikalangan para arkeolog.[10] Riwayat mereka tak dapat ditelusuri hingga sekarang. Bahasa dan aksara mereka dalam artefak-artefak yang ditemukan di sana masih sedikit yang dapat dipecahkan hingga sekarang.[11] Uniknya di kota tersebut tidak ditemukan bangunan untuk kegiatan religius dan tanda-tanda sistem kasta seperti kuil-kuil dan monumen besar yang megah.[12][13] Hal ini mengakibatkan para peneliti berspekulasi kalau masyarakat Mohenjo Daro dan Harappa merupakan peradaban yang hidup bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan (sudah meninggalkan praktik keagamaan) dan memiliki filosofi hidup yang tinggi (terlihat dari ketiadaan sistem kasta dalam hierarki sosial).[14] Berdasarkan dari peninggalan yang ditemukan, mereka merupakan salah satu peradaban yang sudah maju dengan adanya bukti timbangan dan ukuran yang sudah memiliki standar, ukiran cap, stempel perangko, tembikar dan telah mengenal teknik peleburan logam seperti tembaga, perunggu, dan timah.[11][15] Disamping itu Mohenjo Daro dan Harappa merupakan kota yang sangat berkembang, banyak rumah yang memiliki sumur dan kamar mandi serta sistem saluran air bawah tanah yang kompleks.[4][12][16]
Keruntuhan peradaban ini diduga disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim pada masa itu menyebabkan zaman es kecil yang mengakibatkan musim kemarau menjadi lebih kering yang berdampak negatif terhadap pertanian. Hal inilah yang membuat masyarakat peradaban tersebut pindah ke desa-desa kecil di kaki bukit Himalaya. Selain itu pada saat yang sama datang peradaban Indo-Arya dengan membawa peralatan yang lebih canggih.[17] Bangsa Indo-Arya ini ditengarai menyerang masyarakat Lembah Sungai Indus karena di sekitar bekas kota ditemukan sisa kerangka yang seolah-olah menunjukkan bukti kuat adanya penyerbuan.[18] Dugaan lainnya dari keruntuhan peradaban ini adalah disebabkan oleh banjir karena kota ini tampaknya begitu padat penduduk dan banjir telah terjadi berulang kali,[18] namun sayangnya bukti ini dirasa kurang kuat karena tidak seluruh kota hancur oleh banjir.[12] Dugaan lainnya adalah karena perkembangan sosial budaya dari pertanian ke bidang lainnya sehingga kota ini kemudian ditinggalkan.[12]
Kebudayaan Lembah Sungai Indus
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu tujuan wisata dunia yang selalu ramai, Bali saat ini tengah dierjang isu overtourism. Dilansir dari buku Pariwisata Budaya, karya Suparman dan Muzakir, overtourism adalah kondisi ketika jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu tmpat melebihi kapasitasnya. Bahkan tak jarang warga setempat menganggap wisatawan terlalu banyak sehingga mulai dianggap mengganggu.
Isu overtourism ini laik dipertimbangkan termasuk bagi wisatawan. Untuk mengurangi jumlah wisatawan yang berlebih di Bali, mengunjungi tempat wisata di daerah lain bisa jadi pilihan. Sebab, masih banyak tempat wisata indah di Indonesia yang tak kalah menarik. Bahkan ada tempat wisata dengan panorama mirip Bali. Yang sedang ramai dibicarakan saat ini adalah Lembah Pandawa di Pasuruan.
Sebagai destinasi wisata baru, Lembah Pandawa menawarkan pengalaman dengan nuansa dan pemandangan keindahan seperti di Bali. Terletak di Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Lembah Pandawa menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan pesona Bali tanpa harus pergi ke Pulau Dewata.
Lembah Pandawa menawarkan spot utamanya berupa bangunan mirip pura yang dikelilingi oleh air danau, serta pura bertingkat yang menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Di samping itu, wisatawan dapat menikmati berbagai wahana dan fasilitas, termasuk kolam renang yang terletak bersebelahan dengan pura utama.
Pengunjung tidak hanya bisa merasakan kesegaran berenang, tetapi juga memanjakan mata dengan pemandangan yang indah dan menyegarkan. Selain itu, mereka dapat menikmati pengalaman menyusuri danau dengan menggunakan perahu yang telah disediakan oleh pihak pengelola wisata.
Dengan kombinasi fasilitas seperti mushola, playground, kuliner lezat, flying fox, taman kelinci, dan keindahan alam, pengunjung dapat menikmati waktu yang menyenangkan
Dikutip dari Balisore.com dengan waktu operasional dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB setiap hari, Lembah Pandawa memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati semua fasilitas dan keindahan. Bagi pengunjung yang ingin menikmati tempat wisata baru yang berada di Kabupaten Pasuruan ini, dikenakan tarif masuk sebesar 15 ribu per orang.
Pilihan Editor: Bali Mengalami Overtourism, Menteri Sandiaga Uno Ungkap Penyebabnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga Tiket Masuk Lembah Pendawa
Setiap pengunjung yang datang ke Lembah Pendawa akan dikenakan tiket masuk. Untuk Senin-Jumat (weekday) harga tiket masuknya sebesar Rp 15.000 per orang.
Sementara pengunjung yang datang saat akhir pekan dan hari libur nasional dikenakan tarif sebesar Rp 20.000 per orang.
Oh ya, pengunjung yang ingin menaiki wahana di Lembah Pendawa akan dikenakan tiket masuk tambahan, kecuali kolam renang karena sudah termasuk HTM. Berikut rincian harga tiket wahana di Lembah Pendawa:
Ada sejumlah tempat wisata menarik yang berada di Pasuruan, salah satunya adalah Lembah Pendawa. Objek wisata yang satu ini punya keunikan tersendiri karena menawarkan suasana seperti di Bali.
Di Lembah Pendawa, kamu bisa melihat sebuah pura yang terletak di pinggir danau, mirip seperti Pura Ulun Danu Bratan yang terkenal di Bali. Tempat tersebut juga menjadi spot foto favorit para wisatawan.
Jadi, bagi warga sekitar Pasuruan yang ingin merasakan suasana Bali, bisa mampir ke Lembah Pendawa. Setiap pengunjung akan dikenakan tiket masuk untuk bisa berkeliling di tempat wisata ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa saja daya tarik lainnya dari Lembah Pendawa? Lalu berapa harga tiket masuknya? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.
Fasilitas Umum di Lembah Pendawa
Fasilitas yang tersedia di Lembah Pendawa sangat lengkap, sehingga pengunjung tak perlu khawatir saat berkunjung ke tempat ini. Fasilitasnya meliputi: